Pengertian Metodologi Penelitian Menurut Para ahli

Pengertian Metodologi Penelitian
“Metodologi penelitian” berasal dari kata “Metode” yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi, metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.

Tentang istilah “Penelitian” banyak para sarjana yang mengenukakan pendapatnya, seperti :

a. David H. Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

b. J. Suprapto MA
Penelitian ialah penyelididkan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.

c. Sutrisno Hadi MA
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

d. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

Dari batasan-batasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah.

Lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan makna penelitian tersebut di atas, penelitian juga dapat diartikan sebagai usaha/kegiatan yang mempersyaratkan keseksamaan atau kecermatan dalam memahami kenyataan sejauh mungkin sebagaimana sasaran itu adanya. Jadi, metodologi penelitian adalah ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman. Jalan tersebut harus ditetapkan secara bertanggung jawab ilmiah dan data yang dicari untuk membangun/ memperoleh pemahaman harus melalui syarat ketelitian, artinya harus dipercaya kebenarannya.

Perkembangan Metodologi Penelitian
Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secara sistematik dan runtut dengan menggunakan metode ilmiah. Karenanya sementara orang menganggap perlunya memiliki sikap ilmiah untuk menyusun ilmu pengetahuan tersebut atau dengan kata lain ilmu pengetahuan memiliki tiga sifat utama tersebut, yaitu :
1) Sikap ilmiah
2) Metode ilmiah
3) Tersusun secara sistematik dan runtut

Sikap ilmiah menuntun orang untuk berpikir dengan sikap tertentu. Dari sikap tersebut orang dituntun dengan cara tertentu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya cara tertentu itu disebut metode ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah dan metode ilmiah diharapkan dapat disusun ilmu pengetahuan dengan sistematik dan runtut.
 
Periode perkembangan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh Rummel yang dikutip oleh Prof. Sutrisno Hadi MA digolongkan sebagai berikut :

a. Periode Trial and Error
Dalam periode ini diisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan masih dalam keadaan embrional. Dalam periode ini orang menyusun ilmu pengetahuan dengan cara mencoba-coba berulang kali sampai dijumpia suatu pemecahan masalah yang diangap memuaskan.

b. Periode Authority and Tradition
Pada periode ini kebenaran ilmu pengetahuan didasarkan atas pendapat para pemimpin atau penguasa waktu itu. Pendapat-pendapat itu dijadikan ajaran yang harus diikuti begitu saja oleh rakyat banyak dan mereka harus menerima bahwa ajaran tersebut benar.

Di samping pendapat para penguasa atau pemimpin, tradisi dalam kehidupan manusia memang memegang peranan yang sangat penting di masa lampau dan menentang tradisi merupakan hal yang tabu. Karenanya tradisi dipercaya sebagai hal yang benar, sehingga tradisi menguasai cara berpikir dan cara kerja manusia berabad-abad lamanya. Sebagai contoh,sampai pertengahan abad 20, petani Jawa masih memegang tradsisi bahwa mereka akan segera turun ke aswaah apabila telah melihat bintang biduk (gubuk penceng) sebagai pertanda mulai turun hujan.

c. Periode Speculation and Argumentation
Pada periode ini ajaran atau doktrin para pemimpin atau penguasa serta tradisi yang bercakal dalam kehidupan masyrakat mulai menggunakan dialektika untuk mengadakan diskusi dalam memecahkan masalah untuk memperoleh kebenaran. Dengan kata lain, masyarakat mulai membentuk kelompok-kelompok spekulasi untuk memperoleh kebenaran dan menggunakan argumen-argumen. Masing-masing kelompok membuat spekulasi dan argumen yang berbeda dalam memperoleh kebenran. Oleh sebab itu, pada saat ini orang terlalu mendewakan akal dan kepandaian silat lidahnya, yang kadang-kadang dibuat-buta supaya tampak masuk akal.

d. Periode Hypothesis and Experimentation
Pada periode ini orang mulai mencari rangkaian tata cara untuk mnerangkan suatu kejadian. Mula-mula membuat dugaan-dugaan (hipotesis-hipotesis), kemudian mengumpulkan fakta-fakta kemudian dianalisis dan diolah, hingga akhirnya ditarik kesimpulan. Fakta-fakta tersebut diperoleh dengan eksperimen atau observasi-observasi serta dokumen-dokumen.

(Narbuko, Drs. Cholid dan Drs. H. Abu Achmadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.)

Desain penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian pada dasarnya adalah strategi untuk memperoleh data yang dipergunakan untuk menguji hipotesa meliputi penentuan pemilihan subjek, dari mana informais atau data kan diperoleh, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, prosedur yang ditempuh untuk pengumpulan serta perlakuan yang kana diselenggarakan (khusus untuk penelitin eksperimental). Desain penelitian ditetapkan dengan mengacu pada hipotesa yang telah dibangun. Pemilihan desain yang tepat sangat diperlukan untuk menjamin pembuktian hipotesa secara tepat pula.

Dalam bahasan ini, jenis-jenis rancangan penelitian dikelompokkan dengan mengacu pada Arikunto dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”.

Pengelompokkan Desain Penelitian
Berdasarkan sudut pandang untuk melakukan penelitian, jenis-jenis desain penelitian dikelompokkan sebagai berikut :

1. Menurut teknik pengambilan sampel
a. Penelitian terhadap populasi
b. Penelitian terhadap sampel
c. Studi kasus

2. Menurut timbulnya variabel
a. Penelitian non eksperimental

i.Penelitian deskriptif
1. Survei
2. Studi kasus
3. Penelitian kausal komparatif
a. Penelitian Retrospektif (Ex post facto)
b. Penelitian Prospektif (Cohort)

4. Penelitian korelasional
ii. Penelitian historis
iii.Penelitian filsafat
b. Penelitian eksperimental

i.Penelitian pra eksperimental
1. Pasca tes satu kelompok
2. Pra tes dan pasca tes satu kelompok

ii. Penelitian eksperimental semu (Quasi Experimental Study)
1. Pasca tes dengan kelompok yang tidak diacak
2. Pra tes dan pasca tes yang tidak diacak

iii.Penelitian eksperimental sungguhan
1. Pasca tes dengan kelompok yang diacak
2. Pra tes dan pasca tes dengan kelompok yang diacak
3. Desain Solomon

iv. Penelitian klinik (Clinical Trial)
v. Riset Operasi (Operations Research)

3. Menurut model pengembangannya
a. Penelitian cross sectional
b. Penelitian longitudinal

Seorang peneliti dapat memilih desain penelitiannya menurut pengelompokkan tersebut di atas, sehingga dapat saja suatu penelitian merupakan gabungan dari beberapa desain, seperti misalnya, desain penelitian korelasional dengan pendekatan croos sectional pada total populasi; desain penelitian deskriptif kausal komparratif dengan pendekatan prospektif dan lain sebagainya.

(Sandjaja, B. dan Albertus Heriyanto. 2006.Panduan Penelitian. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.)

Menurut Prof. Sutrisno Hadi MA, jenis-jenis penelitian dapat digolongkan sebagai berikut :
  1. Menurut bidangnya : Penelitian dapat meliputi misalnya penelitian pendidikan, penelitian pertanian, penelitian hukum, penelitian ekonomi, penelitian agama
  2. Menurut tempatnya : Penelitian dapat meliputi misalnya penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan dan penelitian kancah
  3. Menurut pemakaiannya : Penelitian dapat meliputi : Penelitian murni dan penelitian terapan 4) Menurut tujuan umumnya : Penelitian dapat meliputi : Penelitian eksploratif, penelitian developmental dan penelitian verifikatif
  4. Menurut tarafnya , penelitian dapat meliputi : penelitian inferensial 
  5. Menurut pendekatannya, penelitian dapat meliputi penelitian longitudinal dan penelitian cross sectional
Di sisi lain Dirjen Pendidikan Tinggi menyebutkan salah satu cara penggolongan mengenai macam rancangan penelitian berdasarkan atas sifat-sifat masalahnya.

Mendasarkan atas sifat-sifat masalah tersebut, rancangan penelitian dapat digolongkan sebagai berikut :
  1. a. Penelitian historis
  2. b. Penelitian deskripitf
  3. c. Penelitian perkembangan
  4. d. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
  5. e. Penelitian korelasional
  6. f. Penelitian kausal komparatif
  7. g. Penelitian eksperimental sungguhan
  8. h. Penelitian eksperimental semu
  9. i. Penelitian tindakan

Variabel Penelitian
Menurut Y.W Best yang disunting oleh sanpiah Faisal yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Sedang Dirjen Dikti Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengertian tersebutdapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoretisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoretis suatu penelitian berbeda, akan berbed pula variabelnya.

Pada dasarnya banyaknya variabelsangat tergantung oleh sederhana atau runtutnya penelitian. Semakin sederhana rancangan penelitian, maka akan semakin sederhana pula variabelnya dan sebaliknya. 

Macam-macam variabel adalah sebagai berikut :
1) Menurut fungsinya variabel dapat dibedakan :
  • Variabel tergantung
  • Variabel bebas
  • Variabel intervening
  • Variabel moderator
  • Variabel kendali
  • Variabel rambang
a. Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Menurut fungsiya, variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau terpengaruhi.

b. Variabel bebas (Independent Variabel)
Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobeservasi.

Karena fungsi variabel ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi  mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.

c. Variabel intervening
Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain.

Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.

d. Variabel Moderator
Variabel moderator ialah variabel yang karena fungsinya ikutmempengaruhi variabel tergatung serta memperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.

e. Variabel kendali
Adalah variabel yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel moderator.
Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama yang berkaitan dengan variabel moderator.

f. Variabel rambang
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya terhadap variabel bebas maupun variabel tergantung hampir tidak diperhatikan.

2) Menurut datanya, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang diharapkan terkumpul, karena itu dapat dibedakan menjadi :
  • Data nominal yang terkait dengan variabel nominal
  • Data ordinal yang terkait dengan variabel ordinal
  • Data interval yangterkait dengan variabel interval
  • Data rasio yang terkait dengan variabel rasio
Variabel nominal adalah variabel yang bersifat deskrit dan saling pisah antara kategori satu dengan yang lain. Contohnya : jenis kelamin, jenis pekerjaan, status perkawinan dsb.

Variabel ordinal ialah variabel yang disusun berdasarkan tingkat/rangking yang berurutan.

Variabel interval adalah variabel yang dihasilkan dari pengukuran, dimana dalam pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama.

Variabel rsio ialah variabel yang dalam kuantifikasinya hanya mempunyai nol mutlak.

Hubungan antar variabel
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat (tergantung).

Merumuskan definisi operasional variabel
Setelah variabel-variael diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabelvariabel tersebut perlu didefiniskan secara operasional (Bridgman-1927). Penyusunan ini perlu diakukan karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok untuk digunakan.

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati/diobservasi. Konsep yang dapat diamati merupakan hal yang sangat penting karena hal yang dapat diamati tersebut membuka kemungkinan bagi orang lain, tentunya selain peneliti itu sendiri untuk dapat melakukan hal serupa, sehingga nantinya apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

Adapun cara menyusun definisi operasional itu dapat bermacam-macam, yaitu:
  • Yang menekankan kegiatannya (operation), apa yang perlu dilakukan.
  • Yang menekankan bagaimana kegiatan (operation) itu dilakukan
  • Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang didefinisikan
Setelah definisi operasional variabel-variabel penelitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalisasikan. Jadi, peneliti telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional dan siap diuji melalui data empiris.

Sumber :
  • Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
  • Sukandarrumidi,2006. Metodologi Penelitian petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
  • Sandjaja, B. dan Albertus Heriyanto. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
  • Hadjar, Ibnu.1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
  • Arikunto, Suharasimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta
  • Anonim. 2010. Panduan Tugas Akhir, Yogyakarta: FBS UNY.

1 komentar:

  1. Boleh tau siapa nama penulis blog ini, untuk daftar pustaka di skripsi saya karena sudah mengutip tulisan anda? Terima kasih.

    BalasHapus